Perkebunan dan pertanian serta perikanan merupakan sektor andalan bagi percepatan pertumbuhan perekonomian di wilayah pantai barat provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
"Kami melihat cukup besar potensi perkebunan, pertanian dan perikanan yang selama ini belum tergarap optimal. Karet merupakan salah satu prioritas untuk dikembangkan pada 2010," katanya.
Program pengembangan perkebunan karet rakyat, menurut Fuadri telah dimulai sejak 2007 melalui dana anggaran pendapatan dan belanja kabupaten (APBK) Aceh Barat, dan sampai sekarang telah ditanam pada areal seluas 4.000 hektare.`
Wakil bupati menyebutkan pada tahun anggaran 2010 pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp14 miliar untuk pengembangan kebun karet rakyat seluas sekitar 3.000 hektare."Pengelolaan perkebunan karet itu kami serahkan kepada masyarakat, dengan harapan menjadi rangsangan pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja bagi penduduk," katanya.
Menurutnya, jika saja perkebunan karet bisa menghasilkan produksi satu ton per hektare per tahun, maka ke depan setiap tahunnya Aceh Barat mampu menghasilkan karet sebanyak 10 ribu ton.
"Produksi karet di masa mendatang memiliki prospek pasar yang baik. Saat ini, kami juga sedang berupaya mencarikan investor untuk pabrik pengolahan karet menjadi bahan jadi," terangnya.
Sementara itu, wakil bupati mengatakan, badan pembangunan PBB, UNDP telah memberikan dukungan yaitu membuka jaringan pasar bagi pengembangan perkebunan karet di Aceh Barat.
"Program pengembangan perkebunan karet telah mendapat dukungan UNDP," katanya.
Ia menyebutkan untuk wilayah pantai barat, terdiri dari Aceh Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya, yang diperkirakan memiliki perkebunan karet rakyat seluas 18.000 hektare.(Waspada ,Iman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar