Pada lahan gambut ayam buras banyak yang di usahakan , hal ini di lakukan karena budidaya ini dapat beradaptasi secara baik di hampir seluruh tipologi lahan, mudah di pelihara dan mudah di pasarkan dengan harga yang stabil.
Pemeliharaan ayam buras dapat dilakukan dengan cara tradisional dengan melepas begitu saja dan di beri makan seadanya. Namun untuk mendapatkan produksi yang baik, ayam perlu di pelihara secara semi intensif.
ayam buras di lahan rawa secara konvensional dalam skala besar hanya di anjurkan pada lahan rawa yang sudah tidak terluapi air ,seperti air pasang surut type C dan D serta lahan lebak yang telah di reklamasi sehingga tidak banjir pada waktu hujan.
Penyiapan Kandang.
Kandang ayam di buat terpisah dari rumah tetapi tidak terlalu jauh agar mudah di awasi. bentuk kandang tidak mengikat, yang penting cukup ventilasi dan berbentuk panggung hal ini dilakukan untuk menghindari banjir, akan sangat baik apabila sinar matahari pagi dapat masuk kandang melalui ventilasi. Alas kandang bisa terbuat dari bambu atau kayu dengan jarak kerenggangan 2 Cm, jarak ini cukup ideal agar kotoran mudah keluar tetapi kaki ternak tidak mudah terporosok. Kandang sebaiknya di beri fentilasi (REN) ataupun lapangan areal bermain yang diberi pagar setinggi 2,5 – 3 M, ren ini berfungsi untuk bermain di siang hari ketika ayam harus di kandang selama 24 Jam.
Luas kandang tergantung dari jumlah ayam yang di usahakan dimana anak ayam , ayam dara, ayam dewasa, ayam sedang mengeram dan ayam yang sedang mengasuh anaknya harus dikandangkan terpisah. Kepadatan kandang untuk anak ayam komersial adalah 20 ekor/M2, kepadatan ayam dara 12-16 ekor/M2 dan ayam dewasa 6 ekor/m2. Didalam kandang dewasa.harus di beri sarang petelur dari jerami padi pada sejumlah ayam yang dikandangkan. Kandang juga bisa di letakkan di atas kolam ikan, sistem ini di sebut Longyam singkatan dari kolong dan ayam, artinya bagian atas terdapat kandang ayam dan dibawah/kolong kandang dibangun kolam ikan, fungsinya agar kotoran ayam dan sisa pakan ayam menjadi pakan ikan dan pupuk pada kolam tersebut.
Penyiapan Bibit.Pemilihan bibit yang baik agar mendapat keturunan yang baik dapat mengikuti aturan sbb:
1. Bibit ayam di ambil dari induk betina yang berproduksi telur tinggi, memiliki rongga perut besar dan elastis, dengan daya tetas telur yang tinggi, tidak memiliki suka mematuk telur dan mampu mengasuh anak.
2. Induk jantan dan betina mempunyai sifat tidak mudah terserang penyakit, tidak cacat, tegap, lincah dan gesit, cepat tumbuh bulu mengkilap, serta paruh dan kakinya pendek.
3. Umur calon induk betina 6 bulan – 1 tahun dan pejantan 1-2 tahun.
4. Bibit ayam di peroleh dari ternak sendiri atau langsung dari peternak ayam atau peternak bibit ayam, jangan membeli bibit ayam konsumsi dari pasar.
Penetasan.
Penetasan telur dapat di lakukan melalui pengeraman oleh induk betina atau menggunakan mesin,.lama penetasan berkisar 21-22 hari, sebelum di tetaskan jika tidak akan berkembang menjadi anak ayam telur –telur seperti ini dapat langsung di jual. Untuk mengetahui fentil tidaknya telur dapat dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Pada minggu pertama setelah pengeraman, dilakukan peneropongan pada telur yang fertilnya akan menetas, terlihat titik darah berakar.
2. Pada minggu kedua , telur yang tidak fertilnya terlihat gelap dan kantong udara tidak berkembang maka cenderung tidak baik digunakan sebagai bibit.
Pemeliharaan
Ayam sebaiknya di pelihara secara semi intensif yaitu di beri makan pagi dan sore hari, siang hari ayam di lepas bebas dan hanya di kandangkan pada malam hari. Pada waktu-waktu tertentu seperti musim panen padi dan musim jerami padi, ayam bisa dikandangkan selama 24 jam agar tidak mengganggu padi di sawah..selamat mencoba .(Iman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar